Rekonsiliasi Kopi

Berkelana mencari informasi tentang café seru di sekitar kampus, langkah kaki mantap memasuki area Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Ada beberapa café dan restoran disana. Mata tertuju pada café yang memiliki kesan monokrom dengan jendela-jendela bening yang terlihat estetik, Javaroma Bottega del Caffe. Café yang buka pukul 8 pagi dan tutup pukul 7 malam ini berukuran cukup besar dan memiliki banyak meja beserta kursinya. Beberapa berbentuk tall chair ala café-café kekinian, sofa, kursi kayu, maupun kursi yang menempel dengan dinding yang berbentuk melingkar, sangat unik. Hampir semua furnitur berwarna hitam dan putih yang menggambarkan kesan elegan dan santai di saat yang bersamaan. Tempat ini benar-benar nyaman.

Café yang memiliki beberapa pohon sintetis yang estetik ini selalu dipenuhi oleh orang-orang yang sekadar ingin bercengkrama atau mengerjakan tugas karena lokasinya yang berada di sekitaran perpustakaan membuat café ini sangat strategis bagi para civitas kampus. Tersedianya wifi dan banyaknya stop kontak yang tersebar di beberapa sudut ruangan juga menambah nilai plus dari café ini. Javaroma yang bercat putih bersih ini memiliki suasana yang sangat tenang. Hanya terdengar beberapa kali suara tawa dari obrolan orang-orang yang tidak terlalu bising, alunan lagu-lagu folks, serta suara mesin penggiling kopi.

Beralih ke meja barista yang sekaligus meja kasir. Terdapat etalase berisi beberapa macam croissant dan pastry yang terlihat fresh. Kasirnya menyapa ramah sambil menanyakan menu apa yang akan dipesan. Menu terpampang diatas meja kasir, terbagi menjadi tiga yaitu hot, ice, dan frappe. “Dengan Kak siapa?” tanya kasirnya dengan pulpen di tangan kanan dan cup di tangan kiri, siap menulis nama pengunjung di cup tersebut. Cup yang disediakan biasanya berbahan plastik atau kertas, namun Sahabat Kopi bisa request untuk menggunakan cangkir beling jika ingin. Setelah memesan, pesanan akan langsung dibuat oleh tangan-tangan handal barista disana.

Jika pesanan sudah jadi, barista akan meletakkan cup di “Jujur Corner”. Disebut demikian karena membutuhkan kejujuran Sahabat Kopi yang berkunjung saat mengambil pesanan. Konsep yang cukup unik walaupu sudah digunakan di banyak coffee shop lainnya. “Jujur Corner” yang tergabung dengan Cupping Station ini juga dilengkapi dengan sedotan-sedotan, gula yang sudah dikemas dengan brand Javaroma, simple syrup, tissue, bahkan ada beberapa toples biji kopi disana. Ada jenis Sumatra Mandailing, Bajawa Honey, dan Java Temanggung yang masing-masing dituliskan expired date-nya.

Beralih ke kopinya. Saya memesan beberapa jenis minuman kala itu. Hot Macchiato, Ice Café Latte, dan Affogato. Untuk Macchiato sendiri memiliki dua jenis yaitu Caramel dan Espresso. Saya memesan jenis Caramel dan jatuh cinta ditegukan pertama. Rasanya yang manis khas karamel membuat kopi ini sangat nikmat dan pas bagi Sahabat Kopi yang tidak terbiasa dengan kopi strong. Ice Café Latte-nya sangat ringan dan mungkin harus ditambah beberapa tetes simple syrup untuk mendapatkan rasa yang pas, tergantung selera masing-masing.

Affogato-nya mencuri perhatian saya. Dua scoops ice cream vanilla di dalam sebuah gelas dengan gagang yang cukup tinggi, terkesan sangat elegan dan instagenic. Lalu disampingnya disediakan secangkir shot espresso yang cukup pekat. Rasa manis, pahit, dan asam bercampur menjadi sebuah perpaduan yang sempurna! Affogato-nya luar biasa!

Untuk harganya, Javaroma mematok harga sekitar 30-45 ribu rupiah untuk kopinya dan 20-30 ribu rupiah untuk side dish. Sepadan dengan fasilitas dan suasana yang diberikan café ini kepada Sahabat Kopi yang bekunjung kesini. Intinya, Sahabat Kopi pasti akan jatuh cinta dengan tempat ini! Kalau ke sini, jangan lupa foto-foto ya! Ada banyak spot foto yang sangat instagenic disini, loh!

Sekian dulu coffee-travel-guidance dari Rekonsiliasi Kopi ya! Apa? Masih kurang? Tenang aja! Next episode Rekonsiliasi Kopi siap memberikan informasi terkait toko-toko kopi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. So stay tune and enjoy your coffee, Sahabat Kopi!

Jadwal padat seminggu ini membuat diri haus akan café vibes yang menyenangkan. Masih di sekitar Depok, akhirnya saya menuntaskan rasa penasaran saya untuk mengunjungi café yang berada di Jl. Duta Plaza, Komplek Pondok Duta 1. Kelurahan Tugu, Cimanggis Kota Depok ini. Saturday Coffee 2.0 adalah cabang dari Saturday Coffee yang biasa Sahabat Kopi lihat di daerah Kelapa Dua dekat Kampus Gunadharma. Jika Saturday Coffee Kelapa Dua merupakan kedai kopi yang tak terlalu luas seperti Tuku, Filosofi Kopi, ataupun Sagaleh, Saturday Coffee 2.0 justru memiliki bangunan yang cukup luas. Bercat putih dan berada di dalam perkomplekan, Saturday Coffee 2.0 adalah café yang sangat tenang dan nyaman.

Café yang buka sejak jam 10 pagi hingga 10 malam ini memiliki halaman depan yang cukup luas untuk menampung para pengunjung loyalnya. Di depan terdapat beberapa kursi meja yang terbuat dari kayu dan tangga yang cukup besar berwarna abu-abu, biasa dijadikan spot foto karena bentuknya yang aesthetique. Papan bertuliskan “Saturday Coffee 2.0” terbaca jelas dari depan halaman tersebut. Masuk ke dalam café, Sahabat Kopi akan langsung disambut dengan wanginya kopi yang baru digiling di meja barista. “Siang, Kak. Mau pesan apa?” sapa baristanya ramah. Keramahan barista-barista disini menambah rasa nyaman berlama-lama di café ini.

Di meja barista yang sekaligus meja kasir terdapat mesin penggiling kopi, beberapa kaleng Premium Stevia Loose dengan berbagai macam rasa, beberapa bungkus biji kopi yang salah satunya adalah Weniggalih Natural dari Stargazer Roastery, serta beberapa croissant. “Yang spesial untuk menu coffee nya ada Kopi Susu Mantan sama Happiness Latte, Kak!” kata barista perempuan dengan rambut sebahu.

Terlihat dari daftar menunya, minuman disini terbilang terjangkau dengan harga mulai dari 20-28ribu rupiah untuk secangkir kopinya. Saya memesan 3 jenis minuman dan 1 porsi French Fries. Yaitu Happiness Latte yang dijagokan café ini, merupakan Ice Latte dengan rasa kopi yang ringan, dengan rasa manis yang pas. Sangat cocok untuk dijadikan menu andalan disini. Saya juga memesan secangkir Hot Cappuccino dengan rasa yang sangat creamy namun tetap tak menghilangkan rasa kopinya sedikitpun. Tak lupa, saya juga mencoba segelas Affogato-nya. Espresso yang dituangkan ke dalam gelas berisi 2 scoop Ice Cream rasa Vanilla memiliki kombinasi yang sangat pas! Tidak terlalu pahit, namun tetap nikmat.

Saya memilih duduk di dalam café. Didalamnya terdapat beberapa meja kursi kayu dengan lighting yang bagus untuk berfoto. Adapun sebuah televisi yang ternyata tersambung dengan laptop yang memutar lagu-lagu untuk café ini. Sahabat Kopi yang berkunjung kesini bisa memutar lagu kesukaan masing-masing. Selain itu juga tersedia sebuah mini gitar yang bebas dimainkan oleh para Sahabat Kopi. Beberapa kali saya memerhatikan pengunjung yang datang, rata-rata sudah saling kenal, begitu pun pengunjung dan barista. Beberapa kali berbincang dengan baristanya, saya tak heran kenapa banyak pengunjung tetap yang datang kesini dari awal café ini buka di siang hari.

Adapun sebuah tangga hitam melingkar di sisi ruangan café ini. Ternyata café ini memiliki dua lantai. Lantai duanya beralaskan karpet hijau yang terlihat seperti rerumputan sintesis. Adapun beberapa bantal warna-warni dan juga beberapa rak berisikan tumpukan-tumpukan buku. Dengan space-nya yang cukup luas, lantai dua café ini bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bercengkrama dengan teman atau sekadar membaca buku.

Saya tak sempat memesan minuman non-coffee disana karena terlalu excited untuk mencoba menu-menu coffee disini yang ternyata senikmat ekspektasi saya. Suasana yang tenang dan nyaman, barista yang ramah, pengunjung loyal berdatangan, kopi-kopinya yang nikmat pasti akan membuat Sahabat Kopi kembali berkunjung lagi untuk bersantai. Jadi, sudah siap ke Saturday Coffee 2.0 Sabtu depan?

Sekian dulu coffee-travel-guidance dari Rekonsiliasi Kopi ya! Apa? Masih kurang? Tenang aja! Next episode Rekonsiliasi Kopi siap memberikan informasi terkait toko-toko kopi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. So stay tune and enjoy your coffee, Sahabat Kopi!

Pekan lalu pertanyaan mengenai dimana tempat minum kopi yang enak di daerah Depok mulai bermunculan di akun instagram saya. Mencoba mengulik beberapa informasi dari teman, Jacob Koffie Huis menjadi destinasi review kali ini. Nama café nya mengambil kosa kata Belanda “koffiehuis”  yang berarti kedai kopi, Jacob Koffie Huis mengedepankan hashtag #NgopiDiRumah yang berhasil membuat sahabat kopi yang datang ke café ini serasa berada di rumah. Terletak di Jalan Kemuning, Pancoran Mas, Depok, suasana Jacob Koffie Huis cukup tenang karena sedikit terpisah dari jalan raya. Bentuk café nya pun seperti rumah-rumah pada umumnya. Didepan, sahabat kopi akan disambut dengan rerumputan dan tulisan “Jacob” yang cukup besar di dinding luar café yang dicat berwarna putih.

Terdiri dari dua pintu masuk, pintu pertama menuju “ruang tamu” café dan pintu masuk kedua yang langsung menuntun sahabat kopi ke “halaman belakang” café. Café yang buka sejak pukul sepuluh pagi hingga sepuluh malam ini memiliki nuansa warna hitam putih dan dipercantik dengan beberapa furniture kayu dan ornament berwarna coklat. Nuansa ini membuat Jacob Koffie Huis terlihat minimalis dan sangat instagram-able untuk para sahabat kopi. Adapun beberapa quotes yang ditempel di sudut-sudut café ini menambah banyak spot foto cantik.

Beralih ke meja barista yang berada di bagian dalam café, seperti bagian dapur di dalam sebuah rumah. Terdapat banyak makanan pendamping kopi seperti choco lava cake, kroket, pasta, dan beberapa jenis pastry terjejer rapi di samping meja kasir. Adapun beberapa bungkus biji kopi yang juga dipajang diatas mesin espresso, seperti Gayo Gajah Village dari Shoot Me In The Head Coffee Bar and Roastery, Alamendah Patuha Honey dari Mother Pigeons Coffee Roaster, dan biji kopi produksi Jakarta Coffee House Roastery menambah lengkap pemandangan indah favorit para sahabat kopi.

Saat membaca papan menu, mata tertarik pada Kopi Tamu dan Kopi Dingin yang menurut penjelasan sang barista, adalah kopi botolan. Sayang, saat itu yang tersedia hanya Kopi Tamu saja. Kopi Tamu adalah kopi susu botolan. Hampir sama dengan kopi botolan café pada umumnya, Kopi Tamu memiliki rasa yang sangat light karena kadar susu atau creamer yang menurut saya agak berlebih. Disediakan dengan segelas es batu lumayan menambah kesegaran bagi para sahabat kopi yang suntuk karena macet dan panasnya Kota Depok di siang hari.

Belum puas dengan Kopi Tamu, saatnya memesan Affogato ala Jacob Koffie Huis. Terdiri dari dua scoop ice cream rasa vanilla yang manis, ditambah dengan satu shot espresso yang pahit diawal namun memiliki aftertaste yang sweet but sour patut diacungi jempol. Walaupun hanya dicampur dengan satu shot espresso, jangan remehkan kekuatan Affogato ini karena rasa espresso yang dihasilkan dari espresso machine ini cukup strong hingga mampu mengalahkan manisnya rasa ice cream vanilla yang dingin.

Bagi kalian yang ingin mencoba menu lain selain kopi, saya merekomendasikan Hot Chocolate ala Jacob Koffie Huis. Berbeda dengan hot chocolate di kafe lain yang biasanya sangat manis, Hot Chocolate disini justru memiliki rasa yang ringan karena tidak terlalu manis namun tetap nikmat. Adapun Choco Lava Cake yang berukuran mini, disediakan fresh dan hangat. Rasanya yang cukup manis dengan molten chocolate yang meledak di mulut akan membuat para sahabat kopi selalu rindu dengan dessert ala JCH satu ini. Sangat cocok untuk pendamping ngopi!

“Hmm…tempatnya bagus sih, kak, tapi harganya pasti mahal!” Wah, kalian salah banget! Café ini mematok harga kopinya mulai dari 20 ribu rupiah hingga 28 ribu rupiah. Untuk ukuran café yang memiliki nilai estetik tinggi, cukup murah, bukan? Jadi, apakah akan pulang ke Jacob Koffie Huis sore ini?

Sekian dulu coffee-travel-guidance dari Rekonsiliasi Kopi ya! Apa? Masih kurang? Tenang aja! Next episode Rekonsiliasi Kopi siap memberikan informasi terkait toko-toko kopi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. So stay tune and enjoy your coffee, Sahabat Kopi!

“Oke, minggu depan kita jenguk Bu Lurah!” Pilihan review kali ini jatuh ke Kopi Susu Bu Lurah Fatmawati yang baru saja buka sekitar awal Agustus lalu. Terletak di Jalan Haji Nawi Raya No.1A, Fatmawati, Jakarta Selatan, Kopi Susu Bu Lurah mengusung tema rumahan. Kesan rumahan tersebut bisa langsung Sahabat Kopi rasakan ketika masuk ke dalam café. Dua buah sofa, beberapa bangku rotan dan meja kayu berbaris rapi di dalam sebuah ruangan bercat putih yang tidak terlalu besar namun sangat nyaman. Sapaan hangat dari para barista disana pun menambah rasa betah untuk berlama-lama di café tersebut.

Terletak di jalan protokol, Kopi Susu Bu Lurah bisa menjadi tempat beristirahat, tempat nongkrong, tempat mengerjakan perkerjaan kantor, dan sebagainya karena tempatnya yang cukup tenang. Lagu-lagu yang diputar di café itupun menambah nuansa santai di café tersebut, contohnya adalah lagu-lagu dari Hivi, Ten2Five, Tulus, dan lain-lain.  Untuk kalian yang suka bermain musik, café yang buka dari pukul sepuluh pagi hingga pukul sepuluh malam ini juga cocok untuk kalian singgahi karena Kopi Susu Bu Lurah menyediakan dua buah mini gitar yang bisa dimainkan oleh Sahabat Kopi yang berkunjung kesana. Wah, menambah rasa nyaman nih!

Beralih ke meja kasir yang sekaligus meja barista, Sahabat Kopi akan disuguhi beberapa alat pembuat kopi manual dari berbagai teknik sebagai pemandangan. Ada V60, Vietnam Drip, dan ROK Presso. Adapun biji-biji kopi seperti Pitaloka Ciwidey, yang dipajang dalam tabung-tabung kimia, menambah cantik pemandangan di meja barista. “Menu spesialnya Kopi Susu Bu Lurah, kak!” kata salah seorang barista dengan senyum diwajahnya. Menu spesial disini adalah Kopi Susu Bu Lurah dimana espresso yang digunakan adalah buatan ROK Presso yang rasanya mendekati espresso ala mesin kopi professional. Ditambah dengan kreamer cair, gula, dan es, Kopi Susu Bu Lurah menjadi kombinasi yang tepat, namun cukup ringan.

Bagi Sahabat Kopi yang menyukai kesan strong dalam secangkir kopi namun tetap ingin mencoba menu spesial, tenang saja! Ada Kopi Susu Bu Lurah Greng, yaitu Kopi Susu Bu Lurah yang ditambah dengan satu shot espresso kedalamnya, bisa menjadi pilihan yang tepat. Selain itu, ada juga Vietnam Drip yang khas dengan rasa pekat, manis, dan memiliki aftertaste yang agak asam, menggunakan pilihan kopi Arabica atau Robusta dan kreamer cair sebagai kombinasinya.

Ada yang unik dari Kopi Susu Bu Lurah ini, yaitu cangkir yang digunakan berwarna putih dan memiliki gambar ayam seperti yang ada di mangkuk-mangkuk bakso. Belum lagi sepiring kecil kacang yang disajikan sebagai pelengkap minum kopi berhasil menarik perhatian para Sahabat Kopi yang mampir kesini. Konsep yang disuguhkan Kopi Susu Bu Lurah memang unik dan berhasil menjadi ciri khas tetap bagi café ini.

Selain tempatnya yang nyaman, kopinya yang mantap, baristanya yang ramah, harga kopi disini juga cukup terjangkau. Berkisar mulai dari 18 ribu hingga 35 ribu rupiah untuk secangkir kopinya. Selain kopi, Kopi Susu Bu Lurah juga menyediakan menu makanan pendamping kopi seperti Tempe Mendoan, Bakwan Jagung, dan Indomie. Intinya, Sahabat Kopi pasti akan betah berlama-lama di café ini sambil menikmati secangkir kopi nikmatnya. Selamat mencoba!

Sekian dulu coffee-travel-guidance dari Rekonsiliasi Kopi ya! Apa? Masih kurang? Tenang aja! Next episode Rekonsiliasi Kopi siap memberikan informasi terkait toko-toko kopi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. So stay tune and enjoy your coffee, Sahabat Kopi!